Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Kue lapis

A.SEJARAH
                                                                                       

KUE LAPIS
Kue lapis adalah makanan khas Indonesia. Kue ini biasanya terdiri dari dua warna yang berlapis-lapis, ini yang memberi nama kue ini. Kue ini dibuat dari tepung beras, tepung kanji, santan, gula pasir, garam dan pewarna. Kue ini dikukus setiap lapisannya sebelum kemudian lapisan di atasnya ditambahkan. Kue ini banyak ditemui di daerah-daerah di Indonesia.
Pewarna yang digunakan untuk kue lapis bisa terdiri dari pewarna makanan buatan atau pewarna alami. Pewarna yang sering digunakan adalah pandan (hijau) dan sirup bunga mawar (merah).

B.RESEP
                                                         
  1. 250 gr tepung beras rose brand
  2. 75 gr tepung sagu/ tepung tapioka
  3. 65 ml santan kara
  4. 1/4 kg gula
  5. coklat bubuk
  6. sari pandan
  7. vanili

    Langkah

    1. Rebus santan dan gula + vanili hingga mendidih. Lalu tunggu hingga dingin
    2. Campur tepung beras dan tepung tapioka. Masukkan santan. Aduk rata jangan sampai ada tg menggumpal
    3. Bagi tiga bagian ada warna hijau dberi sari pandan. Warna putih ori dan warna coklat diberi coklat bubuk
    4. Siapkan panci pengukus dan loyang beri mentega agar tdk lengket
    5. Masukkan adonan pertama klo saya putih. Kukus kurleb 5 menit api kecil. Tutup dberi alas 
    6. Setelah itu warna hijau. Kukus 5mnt lg lalu coklat. Begitu terus sampai adonan habis
    7. Setelah adonan terakhir masuk kukus 30 menit
    8. Angakat. Dan tiriskan
    9. Selamat mencoba

     Sumber:https://cookpad.com/id/resep/1903357-kue-lapis
                                             

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kue talam


A.SEJARAH    

Kue talam adalah salah satu jenis makanan camilan tradisional Indonesia jadi mudah ditemukan di mana-mana di semua daerah Indonesia. Di bulan puasa, kue talam merupakan salah satu menu buka puasa yang cukup populer. Kue talam umumnya dibuat dengan bahan baku tepung-tepungan seperti tepung beras, tepung singkong (tapioka), tepung terigu atau tepung sagu. Tepung-tepung ini termasuk dalam kategori karbohidrat sederhana yang memilki nilai indeks glikemik yang tinggi. Di resep sehat ini saya mencoba memodifikasi kue talam sehingga menjadi lebih sehat, bernutrisi dan dapat disajikan untuk menu buka puasa

B.RESEP

  1. Bahan #1
  2. 250 gr ubi putih yang sudah direbus
  3. 250 ml santan cair
  4. 50 gr tepung beras
  5. 50 gr tepung tapioka
  6. 100 gr gula pasir
  7. 10 sdm air sari pandan (10 lbr pandan blender kemudian saring)
  8. 1/2 sdt vanilli
  9. 1 bks agar2 tanpa warna
  10. 1/2 sdt garam
  11. 5 tetes pewarna hijau
  12. Bahan #2
  13. 100 ml santan kental
  14. 2 sdm tapioka
  15. 3 sdm tepung beras
  16. 1/2 sdt garam
  17. 50 ml air panas
     
    Langkah 
     
    1. Blender semua bahan #1 hingga rata dan tidak ada gumpalan.
    2. Masukkan ke dalam cetakan yang sudah diolesi minyak tipis. Isi 3/4 saja. Kemudian masukkan ke dalam kukusan yang sudah dipanasi. Masak selama 15 menit.
    3. Jika sudah, masukkan bahan #2 ke dalam bahan #1, tidak perlu dikeluarkan dari panci. Kemudian masak lagi sekitar 10-15 menit.
    4. Angkat dari kukusan, dinginkan selama 15-30 menit. Kemudian keluarkan kue dari cetakan. Hias dan sajikan sesuai selera.

                                     Sumber: https://cookpad.com/id/resep/1713666-talam-ubi-pandan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kue putu

A.SEJARAH
                                                                                                

KUE PUTU

Kue putu (dari bahasa Jawa, puthu [ IPA: /puʈu/]) adalah jenis makanan Indonesia berupa kue yang berisi gula jawa dan parutan kelapa, tepung beras butiran kasar. Kue ini di kukus dengan diletakkan di dalam tabung bambu yang sedikit dipadatkan dan dijual pada saat matahari terbenam sampai larut malam. Suara khas uap yang keluar dari alat suitan ini sekaligus menjadi alat promosi bagi pedagang yang berjualan.
Kebanyakan warna dari kue putu ini adalah putih dan hijau.
Sejumlah pedagang masa kini mengganti bambu dengan pipa PVC dengan alasan kepraktisan, meskipun dari segi kesehatan penggunaan PVC membahayakan.
Putu versi Bugis (Sulawesi Selatan) memakai beras ketan hitam tanpa gula. Putu dimakan dengan taburan parutan kelapa dan sambal. Putu Bugis hanya dijual pagi hari sebagai pengganti sarapan yang praktis.
Kue putu sendiri sudah merambah ke negara lain, seperti Singapura dan Malaysia, meskipun nama dan bentuk untuk kue ini sedikit berbeda, tetapi rasanya sendiri sama dengan kue putu tradisional Indonesia itu sendiri

B.RESEP

  1. 800 gram tepung beras
  2. secukupnya air

  3. 6 lembar daun pandan

  4. secukupnya garam

  5. 250 gram gula merah, sisir terlebih dahulu

  6. secukupnya parutan kelapa, kukus terlebih dahulu

    LANGKAH:
     
    1. Campur air dengan garam dan daun pandan. Rebus sampai mendidih, angkat, biarkan agar menjadi hangat.

    2. Siapkan tepung beras pada sebuah wadah, kemudian masukan air pandan tersebut sedikit demi sedikit sambil diaduk menggunakan tangan hingga merata

    3. Saring adonan sedikit demi sedikit menggunakan saringan kasar hingga adonan menjadi halus.

    4. Masukkan adonan kedalam cetakan bambu. Alasi potongan bambu dengan potongan daun pisang atau daun pandan.

    5. Lubangi bagian tengah adonan kemudian masukkan gula jawa secukupnya. Kemudian tutupi sisanya dengan adonan tepung beras hingga cukup penuh, ratakan

    6. Siapkan panci pengukus, kemudian letakan cetakan yang sudah berisi adonan putu dengan posisi berdiri. Usahakan tepat berada di atas lubang kukusan

    7. Kukus sekitar 10 menit, angkat dan keluarkan kue dari cetakan. Sajikan di atas piring mendatar

    8. Taburi kue Putu yang sudah matang dengan parutan kelapa

      SUMBER:https://cookpad.com/id/resep/186038-kue-putu-isi-gula-merah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

JAJANAN JAWA CENIL KLANTING (CETOT)

A.SEJARAH

Cetot
Jajan pasar Cenil atau dikenal masyarakat jawa timur dengan nama  CETOT adalah salah satu kue basah atau makanan ringan yang khas pribumi dari Indonesia. Makanan  ini ada sejak nenek moyang kita pada waktu zaman Kerajaan jawa. Cenil atau Cetot dengan rasa manis dan berbentu lucu.  Nah, kali ini kita akan membahas mengenai Resep Cenil dengan variasi warna pelangi yang enak dan nikmat! Dengan rasa Cenilnya yang manis, teksturnya yang kenyal seperti jelly, dan ditambah dengan parutan kelapanya, membuat makanan ringan yang sudah ada sejak lama ini membuat lidah ingin terus digoyang olehnya. Cocok untuk disantap sebagai sarapan atau camilan sehari-hari. Sudah mulai tidak sabar ingin membuatnya? Yuk, segera kita olah dan racik resepnya sesuai dengan kreasi kita!
B.RESEP
Bahan-bahan
½ butir daging kelapa agak tua, parut memanjang.
    1 sendok teh garam
    1 sendok teh garam, untuk dicampurkan ke parutan kelapa
    6 sendok makan gula pasir
    8 lembar daun pandan, dipotong-potong
    20 buah takir (wadah/mangkok) dari daun pisang (opsional)
    275 ml air matang
    400 gram tepung kanji
    2000 ml atau 2 liter air, untuk merebus
    Pewarna makanan warna hijau, kuning, dan mera
h

 
 Langkah

    Pertama-tama, larutkan 50 gr tepung kanji dengan 60 ml air matang, diaduk, lalu sisihkan. Campur sisa air dengan garam lalu rebus di atas api sedang hingga mendidih. Masukkan larutan tepung kanji sambil diaduk-aduk hingga adonan Cenil mengental, lalu angkat.
    Teruskan mengaduk adonan hingga mengental merata dan suhunya sudah agak dingin. Masukkan sisa tepung kanji ke dalam adonan tersebut, uleni hingga merata. Bagi adonan kue ke dalam 3 bagian. Berikan pewarna pada tiap bagian adonan tersebut dengan warna kuning, hijau, dan merah, kemudian aduk merata.
    Ambil sekitar 1 sendok makan pada adonan masing-masing warna. Rekatkan hingga tercampur menjadi satu, kemudian gulung dengan bentuk memanjang sebesar jari kelingking. Potong-potong dengan ukuran sekitar 3 cm. Lakukan berulang kali hingga seluruh adonan telah habis.
    Masukkan air dan daun pandan ke dalam panci, jerang atau taruh di atas api besar, rebus sampai mendidih, kecilkan api, lalu tutup panci. Rebus air hingga aroma dan sari pandan terserap oleh air. Buang daun pandan, lanjutkan merebus sampai air mendidih.
    Masukkan adonan Cenil yang telah dipotong-potong ke dalam rebusan air daun pandan, masak sekitar 5 menit hingga adonan tersebut mengapung, lalu angkat.    Guling-gulingkan ke dalam kelapa parut yang sudah dicampuri dengan garam.
    Hidangkan dengan menggunakan takir atau wadah, kemudian berikan taburan gula pasir di atasnya.

 
sumber:http://rescosawo54.blogspot.co.id/2013/10/jajanan-jawa-cenil-klanting-    cetot.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

LEMPER MAKANAN TRADISIONAL

A. SEJARAH

Lemper
Lemper adalah sebangsa penganan yang terbuat dari ketan dan biasanya berisi abon atau cincangan daging ayam, dan terbungkus oleh daun pisang.
Penganan ini terkenal di seluruh Indonesia sebagai pengganjal perut sebelum memasuki tahap makan besar. Pembuatan lemper mencakup persiapan cincang daging ayam dan menanak ketan seperti menanak nasi (bisa ditambah dengan santan). Selanjutnya, daging ayam yang sudah dicincang dibungkus dengan ketan, lalu ketan ini dibungkus lagi dengan daun pisang dalam bentuk besar memanjang bentuknya seperti lontong , selanjutnya dikukus sampai masak dan didinginkan, setelah dingin bungkusan lemper yang memanjang itu diiris-iris melintang dengan ketebalan sesuai keinginan sehingga isi cincangan daging ayam terlihat.
Dalam variasi pembuatan lemper ini sekarang sudah berubah terutama yang dikomersilkan yaitu setelah ketan masak dan diisi dengan cincang daging ayam, besar ukurannya langsung sesuai ukuran yang ditentukan kemudian digulung dengan pembungkus plastik rangkap dua bersilangan, setelah itu di isolasi dengan isolasi transparan tanpa melalui proses pengukusan dan langsung dijual hal ini untuk menghemat waktu dan biaya.
Terdapat variasi dari lemper, yang menggunakan pelapis krep (crepe) terbuat dari tepung, bumbu dan telur kemudian digoreng dikenal sebagai semar mendem. Orang mengenal pula arem-arem yang menggunakan nasi alih-alih ketan.


B. RESEP

Bahan-bahan

  1. ketan:
  2. 250 g beras ketan (rendam 1 jam)
  3. 1 sdt garam
  4. 1 sdt gula
  5. 150 ml santan cair
  6. 1 batang sereh
  7. ayam:
  8. 200 g dada ayam 🐔
  9. 2 helai daun jeruk (untuk kaldu)
  10. 2 helai daun jeruk (untuk tumisan)
  11. 1 batang sereh
  12. 2 cm lengkuas
  13. 2 1/2 sdm gula jawa
  14. 1/4 sdt ketumbar
  15. 4 siung bawang putih
  16. 3 buah kemiri
  17. secukupnya garam (sesuai selera)
  18. 1 sdt kaldu bubuk
  19. secukupnya daun pisang (dicuci,dilap)
  20. secukupnya tusuk gigi /strapless

Langkah

  1. Kukus beras ketan yg sudah direndam air selama kurang lebih 10 menit (setengah matang), lalu diwadah lain masukan santan + garam + gula diaduk, kemudian masukan kukusan beras ketan, aduk kembali, lalu masukan lengkuas dan kukus kembali hingga matang kurang lebih 15 menit.
  2. Rebus air hingga matang (keluar gelembung), lalu masukan 2 daun jeruk dan 1 batang sereh dan dada ayam 🐔 rebus hingga 15-20 menit sampai matang. lalu disuir kecil-kecil daging ayamnya. (air bekas rebusan ayam jangan dibuang)
  3. Ulek/blender bawang putih + kemiri + ketumbar, siapkan wajan dgn sedikit minyak nyalakan api kecil lalu tumis masukan bahan-bahan yg sudah diulek, kemudian masukan lengkuas, daun jeruk, dan air kaldu rebusan ayam tadi secukupnya, aduk hingga 5 mnt lalu masukan suiran daging ayam. aduk hingga semua bumbu meresap ke ayam, kalau ada yang kurang (kurang asin/kurang manis) bs ditambahkan sesuai selera. masak hingga kurang lebih 15menit. lalu angkat.
  4. Saatnya ngebentuk lemper 😆 caranya pakai sarung tangan plastik, ambil ketan secukupnya, bulatkan memanjang (lonjong) padatkan (seperti di foto) lalu tekan pelan-pelan bagian tengah, lalu tutup kembali. jika masih ada sedikit bagian ayam yang belum tertutup ketan, ditambal aja pakai ketan lagi 😁 lakukan berulang2 sampai ketan habis.
  5. Ambil daun pisang yang sudah dicuci dan di lap kain. gulung lalu lipat bagian kedua sudut lalu tusuk dengan tusuk gigi. boleh pakai strapples juga 😉
  6. Lalu siapkan wajan kembali, isi dengan sedikit minyak, panaskan, lalu masukan lemper, masak hingga kecoklatan. selesai 💕

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ASAL MULA KUE KLEPON

Klepon
A. SEJARAH


Kue klepon siapa yang tak menyukainya, hampir semua kalangan masyarakat menyukai kue berbentuk bulat– bulat berwarna hijua, berisi gula merah dan ada kelapanya tersebut. Klepon tentunya sudah tak asing lagi bagi kita semua orang Kalimantan,khususnya yang tinggal di Martapura maupun wisatawan yang datang kedaerah kita, banyak yang tak ingin ketinggalan menikmati khasnya rasa klepon. Klepon di anggap salah satu kue khas kota Intan tersebut. Apabila kita berkunjung ke kota Martapura selalu teringat akan jajanan khasnya salah satunya klepon, namun saat ini ketika ingin menikmati kelepon asli Martapura kita tak perlu sulit lagi harus bertandang ke Martapura, karena di pasar – pasar tradisional di daerah Banjarmasin pun banyak pedagang yang menawarkan klepon, selain itu di lampu – lampu merah di Banjarmasin pun banyak pedagang – pedagang yang menjajakan klepon asli Martapura. Jadi tak harus pergi ke Martapura hanya demi mengikuti hasrat menikmati klepon.
Klepon disukai dan tersohor dimasyarakat kita sudah pasti, disukai kalangan atas, menengah bahkan bawah karena harganya yang relatif murah, selain itu klepon tidak hanya digemari para kakek – kakek ataupun kalangan dewasa saja, tapi juga anak – anak dan remaja. Namun taukah kita semua tentang asal usul dari klepon. Dari cerita ini kita dapat mengetahui asal mula kue yang banyak digemari tersebut.

Dahulu kala, hidup seorang janda bersama putrinya bernama Galuh di suatu daerah di Martapura. Sejak ditinggal suaminya meninggal dunia janda tersebut hanya hidup bersama Galuh putri semata wayangnya. Sang janda pun sering sakit – sakitan sepeninggal sang suami. Sang janda mempunyai kebiasaan yaitu senang membuat kue, kebiasaan ini di jalaninya sejak sang suami masih hidup hingga suaminya meninggal dunia. Selain demi keluarga sang janda juga membuat kue untuk dijual demi membantu sang suami dalam membangun ekonomi keluarga mereka, terlebih saat sang suami meninggal sang janda harus berusaha keras untuk tetap bisa menghidupi Galuh putri kesayangannya. Kue buatannya pun sangat lezat dan digemari banyak orang karena itu sang janda banyak mempunyai pelanggan, selain kelezatan kue buatannya biasanya tetangga merasa kasihan melihat hidup sang janda bersama putrinya, sepeninggal kepala keluarga mereka hidup dari hasil berdagang kue, maka para tetangga berusaha membantu perekonomian sang janda dengan membeli kue buatannya.
Pada zaman dulu pembuatan kue tentunya tidak secanggih dan sehebat seperti saat ini, kue pada saat itu pun tidak banyak macamnya. Orang zaman dulu hanya bisa membuat kue sederhana, misalnya kue buatan sang janda hanya dengan memasukkan beras kedalam lesung. Wadah yang berbentuk kotak terbuat dari kayu Ulin ditengahnya terdapat bolongan yang digunakan sebagai tempat makanan serta kayu Ulin yang panjang untuk menghaluskan makanan didalamnya yang biasanya disebut Lasung. Setelah beras dimasukkan kedalam lasung kemudian ditumbuk hingga halus, setalah halus dimasukkan kedalamnya gula merah yang sudah dilunakkan. Dan dicampur kelapa yang diambil hanya dalamnya ( dagingnya yang berwarna putih ) diiris tipis kemudian kembali dihaluskan dalam lasung. Semua bahan dihaluskan hingga jadi satu dan agak mengeras. Hal tersebut dikarenakan hawa di lasung yang panas hingga kue seperti dimasak yaitu mengeras dan semua adonan menjadi satu.
Setelah menjadi satu dan mengaras adonan kue tersebut di bentuk bulat – bulat menggunakan sendok. Karena campurannya selain beras ada pula gula merah dan kelapa rasanya pun menjadi gurih dan nikmat, perpaduan bahan yang menggoda selera, saat itu kue tersebut dinamakan Wadai masak di lasung.
Sang janda pun mencari nafkah melalui berdagang Wadai masak di lasung tersebut. Kondisinya yang sudah mulai tua membuat fisik sang janda tak sekuat dulu, ia pun sering didera sakit – sakitan. Pada suatu malam sang janda sakit dan ingin sekali makan wadai masak di lasung. Kecintaan Galuh pada ibu nya menuntunnya untuk selalu bisa mengikuti kehendak sang ibu, terlebih lagi mereka hidup hanya berdua di dunia ini dan sang janda tersebut sangat mengasihi Galuh, karena itu sebagai anak Galuh sangat mencintai ibunya. Di lubuk hati terdalamnya sangat sedih melihat keadaan ibunya yang terbujur sakit dan tak berdaya. Hati Galuh terpanggil untuk membuktikan baktinya sebagai seorang anak terhadap orang tua yang sudah mengandung, melahirkan, dan dengan segenap jiwa raga serta kasih sayangnya membesarkan Galuh.
Walaupun hari telah malam, melihat keinginan ibunya yang sedang sakit Galuh pergi ke dapur untuk membuat kue, sambil merebus air di kendi yang berukuran besar untuk minum ibunya. Sambil merebus air Galuh segera mulai membuat kue dengan memasukkan beras kedalam lasung. Ternyata lasung baru saja dicuci dengan air dan ditengkurapkan guna mengeringkan air yang meresap di lasung. Setelah itu Galuh hendak memakai lasung maka di ambilnya lasung dan ternyata terdapat kalajengking di dalam lobang tempat pembuatan kue di lasung tersebut. Galuh terkejut dan takut melihat kalajengking tersebut tanpa sadar ia berteriak meminta tolong, ibunya yang sedang istirahat ditempat tidur ikut terkejut mendengar teriakan Galuh kemudian menanyakan apa yang terjadi, namun Galuh berusaha menyembunyikan apa yang sudah ia temukan di lasung, karena tak ingin ibunya khawatir Galuh mengatakan tak ada apa – apa. Niat Galuh membuatkan kue buat ibunya sudah bulat rasa takut terhadap kalajengking dihilangkannya, sekuat tenaga Galuh membuang kalajengking yang ada di lasung milik ibunya tersebut. Dan usaha Galuh tak sia – sia kalajengking berhasil di usirnya dari lasung dengan menggunakan kayu bakar yang ada didapurnya.
Pada masa itu tak ada kompor, memasak hanya dengan menggunakan kayu. Sang janda menyadari Galuah sudah sangat lama berada di dapur namun tak ada juga bunyi lesung. Lama Sang janda memanggil, ” luh, lambatnya, kenapa ? “. ” Hadangpun” sahut sang anak. Untuk orang Banjar, apabila menjawab panggilan orang yang lebih tua ataupun yang dihormati biasanya menggunakan “ pun ” yang berarti iya.
Setelah mendengar sahuta Galuh, ibunya pun terdiam beristirahat sambil menunggu kue buatan sang anak. Setelah lama ditunggu masih tak terdengar bunyi lasung tanda dimulainya pembuatan kue. Sang janda kembali menegur Galuh, “ banyu menggurak sudah dalam kendi, model kendi halus tuh sudah menggurak masih kada tedangar bunyi lasung pabila pulang ”. Sang ibu sedikit jengkel dengan anaknya, sang ibu merasa bahwa sudah lama anaknya berada di dapur tapi belum juga terdengar lasung berbunyi tanda beras dihaluskan. Kemudian membandingkan merebus air dikendi yang besar saja sudah mendidih, tapi Galuh belum juga menghalusakan adonan kue.
Sang ibu memanggil Galuh kembali, “ luh balum haja kah? ”. “ Kalapun ” jawaban Galuh menyahuti pertanyaan ibunya. Galuh merasakan kejengkelan ibunya, Galuh berusaha memberitahukan ibunya ada kalajengking di dalam lasungnya, sehingga terlambat membuat kue. Karena gugup sahutan Galuh terhadap ibunya menjadi “ kalapun ”.
Setelah berhasil membuang kalajengking Galuh mulai membuat adonan kue. Dimulai membuat beras dalam lasung kemudian dihaluskan dengan cara di tutuk. Setelah menghaluskan beras, karena sudah terlalu lama membuat kue dan keinginan Galuh agr ibunya yang sedang sakit segera makan kue, beras yang sudah dihaluskan dibentuk bulat – bulat setelah itu di masukkan Galuh kedalam air mendidih. Setelah bulatan dimasukkan kedalam air mendidih ditunggu hingga bulatan muncul kepermukaan air yang menandakan kue sudah matang dan bulatan tersebut dianggkat menggunakan sendok sampai semua adonan matang, kemudian di letakkan dam piring, dengan kreasi ingin mempermanis kue tersebut maka Galuh menyisipkan gula merah ditengah kue tersebut dan kemudian diperutkannya kelapa di atas kue tersebut.
Setelah itu Galuh menemui ibunya dengan membawa kue kreasinya itu, sang ibu terkejut mengapa kue yang dibuat Galuh tak sama seperti kue buatannya. Lalu dicicipinya kue buatan putri tersayangnya, ia kembali terkejut karena kue tersebut memiliki rasa yang begitu enak. Sang ibu pun memuji kepandaian Galuh membuat kue.
Pada saat itu ada tetangga yang datang kerumah Galuh, karena mendengar ibu Galuh sakit. Saat datang, ibu Galuh meminta tetangganya tersebut mencicipi kkue buatan Galuh, hasilnya sama ketika ibu Galuh pertama mencoba kue tersebut. Tetangga kemudian bertanya apa nama kue trsebut, Galuh terdiam ia tak tau apa nama kue tersebut karena kue itu ia buat sendiri tanpa petunjuk siapapun, bahkan terkesan sembarangan karena hanya ingin ibunya cepat mencicipi kuenya dan tak ingin sang ibu merasa marah ataupun jengkel kepadanya. Saat Galuh terdiam tetangganya heran, dan kembali menanyakan nama kue enak buatan Galuh tersebut. Sang janda ingat bahwa tadi putrinya Galuh menyebut kalapun, lalu ia mengatakan bahwa kue tersebut bernama kalapun.
Sejak saat itu kue tersebut dijadikan Galuh sumber rezekinya. Galuh tak ingin lagi ibunya yang sudah tua dan sakit – sakitan berdagang kue, Galuh mengambil alih semua yang dilakukan ibunya. Galuh mencari rezeki untuk hidup ia dan ibunya dengan berdagang kue kelepun.
Seiring perkembangan zaman yang terus mengarah pada perubahan kue kelepun pun ikut mengalami perubahan sedikit nama dari klepon menjadi klepon. Namun tak sedikit orang yang masih menyebut kelepun pada kue klepon. Mengenai rasa dan bahan pembuatan kelepon tak ada perubahan hingga sekarang, klepon tetap menjunjung rasa manis dan menggugah selera. Karena Galuh tinggal di daerah Martapura maka kue kelepon tersebut disinyalir sebagai salah satu kue khas Martapura.


B. RESEP 


Bahan-bahan

6 porsi
  1. 250 gram Tepung Beras Ketan
  2. 50 gram Tepung Beras
  3. secukupnya Pasta Pandan
  4. 150 ml Air
  5. 1 sendok teh Garam Halus
  6. 1 butir Kelapa
  7. secukupnya Gula Merah
  8. 1 liter Air
  9. secukupnya Gula Pasir


Langkah

50 menit
  1. 1. Campur tepung beras ketan dan tepung beras putih, air, garam dan pasta pandan. aduk rata.
  2. 2.Adonan yang sudah diuleni.
  3. 3.Gula merah disisir halus untuk isian.
  4. 4.Ambil sedikit adonan, pipihkan, beri sedikit gula merah.
  5. 5.Rapatkan dan bentuk bulat menyerupai bola.
  6. 6.Masak air hingga mendidih, celupkan bola-bola klepon, biarkan hingga matang dan mengapung.
  7. 7.Angkat, langsung gulingkan dalam kelapa parut kukus yang sudah dibubuhi garam dan gula pasir.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS